PERILAKU ORGANISASI

| |


PERSEPSI DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN INDIVIDU

A.PERSEPSI
1.Pengertian
•Proses dimana individu mengatur dan menginterpretasikan kesan-kesan sensoris mereka guna memberikan arti bagi lingkungan mereka
•Suatu proses memperhatikan dan menyeleksi,mengorganisasikan dan menafsirkan stimulus lingkungan.

2.Pentingnya Persepsi
Persepsi penting karena perilaku individu didasarkan pada persepsi mereka tentang kenyataan.

3.Proses Persepsi
Stimulus Lingkungan -> Perhatian dan seleksi -> Pengorganisasian Stimulus
-> Penafsiran -> Persepsi

B.FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES PERSEPSI
-Ukuran : Semakin besar ukuran suatu obyek fisik,semakin besar kemungkinanya obyek tersebut dipersepsikan
-Intensitas: Semakin besar intensitas suatu stimulus,semakin besar kemungkinanya diperhatikan.
-Frekuensi : Semakin sering frekuensi suatu stimulus disampaikan,semakin besar kemungkinanya stimulus tersebut diperhatikan
-Kontras : Stimulus yang kontras atau mencolok dengan lingkungan sekelilingnya akan semakin besar kemungkinanya untuk diperhatikan dibanding dengan yang sama dengan lingkunganya
-gerakan : Stimulus yang bergerak lebih diperhatikan daripada stimulus yang tetap atau tidak bergerak
-Perubahan : Suatu stimulus akan lebih diperhatikan jika stimulus atau obyek tersebut dalam bentuk yang berubah-ubah
-Baru : Suatu yang baru dan unik akan lebih cepat mendapatkan perhatian daripada stimulus yang sudah biasa dilihat

Namun faktor-faktor ini bisa dikelompokkan berdasarkan berbagai sudut pandang :
Faktor dari dalam diri pembentuk persepsi itu sendiri
Yaitu ketika seorang individu melihat sebuah target dan berusaha untuk menginterpretasikan apa yang ia lihat,interpretasi itu sangat dipengaruhi oleh berbagai karakteristik pribadi dari pembuat persepsi individual tersebut.Karakteristik pribadi itu meliputi :
-Sikap
-Kepribadian
-Motif
-Minat
-Pengalaman masa lalu
-Dan harapan-harapan seseorang

Faktor dari target atau obyek
Karakteristik target yang diobservasi bisa mempengaruhi apa yang diartikan.Faktor-faktor tersebut seperti :
-Sesuatu yang baru
-Gerakan
-Suara
-Ukuran
-Latar belakang
-Kedekatan
-Kemiripan

Faktor dalam situasi
Yaitu konteks dimana kita melihat berbagai objek atau peristiwa yang penting.Faktor tersebut antara lain :
- Waktu
- Keadaan kerja
- Keadaan Sosial

C. PERSEPSI SESEORANG TERHADAP PENILAIAN TENTANG INDIVIDU LAIN

Persepsi Seseorang : Membuat Penilaian Tentang Individu Lain
Persepsi seseorang adalah berbagai persepsi yang dibuat oleh individu tentang individu lainnya.
Teori Hubungan (attribution theory)
Terdapat perbedaan persepsi antara individu dan benda mati. Dimana kita membuat kesimpulan tentang berbagai tindakan dari individu yang tidak kita temui pada benda-benda mati yang bergantung pada hukum alam. Sedangkan manusia mempunyai keyakinan, motif atau niat. Persepsi dan penilaian kita tentang tindakan seseorang akan dipengaruhi secara signifikan oleh asumsi-asumsi yang kita buat tentang keadaan internal orang itu.
Teori hubungan (attribution theory) telah dikemukakan untuk mengembangkan penjelasan tentang cara-cara kita menilai individu secara berbeda, bergantung pada arti yang kita hubungkan dengan perilaku tertentu. Pada dasarnya teori ini mengemukakan bahwa ketika mengobservasi perilaku seorang individu, kita berupaya untuk menentukan apakah perilaku tersebut disebabkan secara internal atau ekstrnal. Ada 3 faktor dalam penentuan tersebut yaitu kekhususan, konsensus dan konsistensi.
Perilaku yang disebabkan secara internal adalah perilaku yang diyakini dipengaruhi oleh kendali pribadi seorang individu. Perilaku yang disebabkan secara eksternal dianggap sebagai akibat dari sebab-sebab luar yaitu situasi yang memaksa berperilaku. Contoh hubungan internal, apabila salah seorang karyawan anda terlambat kerja, anda mungkin menghubungkan keterlambatannya dengan pesta sampai larut malam dan kemudian bangun kesiangan. Tetapi apabila anda menghubungkannya dengan kecelakaan mobil yang membuat kemacetan lalu lintas pada jalan yang biasa digunakan, anda membuat suatu hubungan eksternal.
Kekhususan merujuk pada apakah seorang individu memperlihatkan perilaku-perilaku berbeda dalam situasi-situasi yang berbeda. Apabila semua individu yang menghadapi situasi serupa merespon dengan cara yang sama, kita bisa berkata bahwa perilaku tersebut menunjukkan konsensus. Semakin konsisten perilaku, semakin besar kecenderungan pengamat untuk menghubungkannya dengan sebab-sebab internal. Salah satu penemuan yang lebih menarik dalam teori hubungan adalah terdapat kesalahan atau bias yang mengubah berbagai hubungan. Contoh, terdapat bukti yang substansi bahwa ketika membuat penilaian tentang perilaku individu lain, kita memiliki kecenderungan untuk merendahkan pengaruh faktor-faktor eksternal dan meninggikan faktor-faktor internal atau pribadi. Hal ini disebut sebagai kesalahan hubungan yang fundamental (fundamental attribution error). Kecenderungan bagi para individu dan organisasi untuk menghubungkan keberhasilan mereka sendiri dengan faktor-faktor internal seperti kemampuan atau usaha, sementara menyalahkan faktor-faktor eksternal seperti keberuntungan yang buruk atau rekan-rekan kerja yang tidak produktif atas kegagalan. Hal ini disebut bias pemikiran diri sendiri (self-serving bias). Contoh, ketika perang Irak tampak membaik, Gedung Putih mendeklarasikan ‘misi terselesaikan’. Tetapi ketika menjadi jelas bahwa senjata penghancur massal (weapon of mass destruction-WMD) tidak bisa ditemukan di mana pun dan pertarungan belum juga selesai, Gedung Putih segera menyalahkan kegagalan intelijen.

Jalan Pintas yang Sering Digunakan dalam Menilai Individu Lain
Persepsi Selektif (selective perception)
Menginterpretasikan secara selektif apa yang dilihat seseorang berdasarkan minat, latar belakang, pengalaman, dan sikap seseorang.

Efek Halo (halo effect)
Membuat sebuah gambaran umum tentang seorang individu berdasarkan sebuah karakteristik.

Efek-efek Kontras (contrast effects)
Evaluasi tentang karakteristik-karakteristik seseorang yang dipengaruhi oleh perbandingan-perbandingan dengan orang lain yang baru ditemui, yang mendapat nilai lebih tinggi atau lebih rendah untuk karakteristik-karakteristik yang sama.

Proyeksi (projection)
Menghubungkan karakteristik-karakteristik diri sendiri dengan individu lain.

Pembentukan Stereotip (stereotyping)
Menilai seseorang berdasarkan persepsi tentang kelompok dimana ia tergabung.

D. PROSES PEMBUATAN KEPUTUSAN
Proses pengambilan keputusan
Proses pengambilan keputusan merupakan salah satu hal mendasar dalam organisasi bahkan dalam kehidupan. Keputusan itu diambil dari berbagai alternatif pilihan yang ada. Jika keputusn yang diambil itu tepat maka akan memberikan hasil yang baik atau sebaliknya, jika keputusan yang diambil salah maka akan memberikan hasil yang tidak baik. Dalam pengambilan keputusan ini ada beberapa proses yang harus dilalui hingga akhirnya keputusan yang terbaik itu diambil. Proses itu adalah sebagai berikut.

Penetapan Tujuan

next

Mengidentifikasi Permasalahan

next

Mengembangkan Berbagai Alternatif Solusi

next

Evaluasi dan Memilih Sebuah Alternatif

next

Melaksanakan Keputusan

Evaluasi dan Pengendalian dan Tindakan Koreksi

Pengulangan

1.Menetapkan Tujuan
Pengambil keputusan menetapkan tujuan yang akan dicapai sehingga tahu kendala-kendala apa yang muncul yang dapat menghambat tujuan tersebut dicapai. Tujuan yang ditentukan dapat berupa tujuan yang spesifik dan dapat diukur ataupun tujuan yang bersifat umum.

2.Mengidentifikasi permasalahan
Permasalahan merupakan kondisi dimana adanya ketidaksamaan antara kenyataan dengan apa yang diharapkan. Permasalahan perlu untuk diidentifikasi agar dapat menemukan jalan keluar untuk mengatasi permasalahan tersebut. Jika penyebab dari permasalahan ini tidak dapat diidentifikasi dengan baik, maka permasalahan yang muncul tidak dapat diatasi dengan baik pula. Ada 3 kesalahan yang sering dilakukan di dalam mengidentifikasi masalah, yaitu :
a. Mengabaikan permasalahan
Kadang sulit untuk menentukan suatu keadaan yang tidak baik sebagai suatu permasalahan. Dalam hal ini memang dibutuhkan suatu ketrampilan khusus atau pengalaman untuk bisa menentukan bahwa kondisi tidak baik tersebut merupakan masalah atau tidak.
b.Pemusatan terhadap gejala
Pemecahan masalah tidak sampai ke akar-akarnya tetapi hanya berkutat pada gejala yang ada. Padahal gejala yang muncul seringkali bukan merupakan sumber dari masalah tersebut. Dari sini bisa disimpulkan bahwa masalah tidak teridentifikasi dengan baik dan keputusan yang diambil pun tentunya kurang tepat.
c. Melindungi diri
Hal ini berkaitan erat dengan seorang pemimpin atau pengambil keputusan. Kadang jika informasi yang didapat mengenai suatu masalah menyangkut pimpinan, pimpinan tersebut berusaha untuk melindungi dirinya dengan merusak informasi yang ada. Misalnya banyak karyawan yang keluar dari suatu perusahaan atau organisasi dengan alasan pimpinan yang terlalu otoriter, pimpinan tidak mau menyadari atau menerima bahwa sebenarnya sumber masalahnya adalah dirinya.

3. Mengembangkan sejumlah alternatif
Setelah masalah teridentifikasi maka yang selanjutnya dilakukan adalah mengembangkan sejumlah alternatif untuk menyelesaikan masalah. Para pengambil keputusan harus mampu mengkaji semua alternatif pemecahan masalah yang potensial. Maka dari itu dibutuhkan kemampuan untuk dapat menganalisa sebanyak-banyaknya informasi yang didapat, baik informasi dari intern maupun informasi dari ekstern.

4. Penilaian dan pemilihan alternatif
Setelah mendapatkan beberapa alternatif pemecahan masalah, selanjutnya yang dilakukan adalah menilai alternatif-alternatif tersebut dan memilih alternatif mana yang terbaik untuk memecahkan masalah. Alternatif yang terbaik adalah dalam hubungannya dengan sasaran atau tujuan yang ingin dicapai.

5. Melaksanakan keputusan
Setelah keputusan ditetapkan maka kemudian keputusan tersebut harus dilakukan. Sekalipun keputusan yang diambil adalah keputusan yang dianggap terbaik, tidak menutup kemungkinan kegagalan itu terjadi karena sering kali penerapan yang dilakukan tidak tepat. Jadi seharusnya antara keputusan dan kemampuan kerja harus seimbang agar kaputusan yang diambil bisa dikerjakan dengan maksimal sehingga hasilnya pun maksimal

6. Evaluasi dan pengendalian
Setelah keputusan diterapkan, pengambil keputusan tidak dapat begitu saja menganggap bahwa hasil yang diinginkan dapat dicapai tetapi harus tetap mengadakan evaluasi dan pengendalian. Biasanya didalam mengerjakan keputusan masalah yang ada akan muncul kembali. Disini pengambil keputusan harus mengambil keputusan yang lain atau melakukan koreksi terhadap keputusan yang lama.

E. HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Membuat keputusan artinya membuat pilihan-pilihan dari beberapa alternatif. . Oleh karena itu, pembuatan keputusan individual merupakan satu bagian penting dari perilaku organisasi. Tetapi bagaimana para individu dalam organisasi membuat berbagai keputusan dan kualitas dari pilihan-pilihan akhir mereka sangat dipengaruhi oleh persepsi-persepsi mereka. Pembuatan keputusan timbul sebagai reaksi atas sebuah masalah. Artinya tidak adanya kesesuaian antara keadaan sebenarnya dengan keadaan yang diinginkan, yang membutuhkan pertimbangan untuk membuat beberapa tindakan alternative.
Setiap keputusan membutuhkan interprestasi dan evaluasi informasi. Biasanya, data diperoleh dari banyak sumber dan data-data tersebut harus disaring, diproses, dan diinterprestasikan. Misalnya data mana yang relevan dengan keputusan tersebut dan data mana yang tidak relevan. Persepsi-persepsi dari pembuat keputusan akan menjawab keputusan tersebut. Berbagai alternative akan dikembangkan, serta kelebihan dan kekurangan dari setiap alternative harus dievaluasi. Proses penginterpretasian dari pembuat keputusan individual memiliki hubungan yang besar dengan hasil akhir dalam hal ini adalah pengaruh terhadap analisis dan kesimpulan.

PENGERTIAN KOMUNIKASI

-Komunikasi adalah inti semua hubungan sosial apabila orang telah mengadakan hubungan tetap, maka system komunikasi yang mereka lakukan akan menentukan apakah sistem tersebut mempererat atau mempersatukan mereka mengurangi ketegangan atau melenyapkan persengketaan apabila muncul.

-Komunikasi adalah merupakan proses memberi dan menerima informasi sampai pada pemahaman makna, dikatakan berhasil apabila komunikator (sumber) menyampaikan pengertian kepada penerima.

PENTINGNYA KOMUNIKASI DILIHAT DARI BEBERAPA HAL

-Menimbulkan rasa setia kawan, antara bawahan dengan atasan, sesama rekan maupun dengan unit kerja lainnya.
-Meningkatkan kegairahan kerja
-Pengendalian dan pengwasan menjadi lebih efektif
-Meningkat moral dan sikap kerja
-Memperjelas semua informasi didalam perusahaan
-Meningkatkan rasa tanggung jawab.
-Meningkatkan saling pengertian, saling menghargai dan saling membantu
-Meningkatkan kreatifitas dan inovasi
-Memudahkan dalam pengambilan keputusan

FUNGSI KOMUNIKASI

-Mengendalikan perilaku anggota
-Memperkuat motivasi karyawan
-Merupakan sumber pertama untuk interaksi sosial bagi karyawan
-Mempermudah dalam mengambil keputusan

PENGERTIAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL

-Komunikasi interpersonal atau komunikasi antar pribadi adalah proses pertukaran informasi serta pemindahan pengertian antara 2 orang atau lebih di dalam suatu kelompok manusia kecil dengan berbagai efek dan umpan balik (feed back ).

-Komunikasi intrapersonal dapat diartikan sebagai penggunaan bahasa atau pikiran yang terjadi di dalam diri komunikator sendiri. Jadi dapat diartikan bahwa komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang membutuhkan pelaku atau personal lebih dari satu orang.

Komunikasi antarpribadi juga sangat penting bagi kebahagiaan hidup kita. Johnson (1981) menunjukkan beberapa peranan yang disumbangkan oleh komunikasi antarpribadi dalam rangka menciptakan kebahagiaan hidup manusia.
1. Komunikasi antarpribadi membentuk perkembangan intelektual dan sosial kita.
2. Identitas atau jati-diri kita terbentuk dalam dan lewat komunikasi dengan orang lain.
3. Dalam rangka memahami realitas di sekeliling kita serta menguji kebenaran kesan-kesan dan pengertian yang kita miliki tentang dunia di sekitar kita, kita perlu membandingkannya dengan kesan-kesan dan kepercayaan orang lain tentang realitas yang sama
4. Kesehatan mental kita sebagian besar juga ditentukan oleh kualitas komunikasi atau hubungan kita dengan orang lain, lebih-lebih orang yang merupakan tokoh-tokoh signifikan (significant figures) dalam hidup kita.

FUNGSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL

Adapun fungsi dari komunikasi interpersonal atau komunikasi antar pribadi adalah:

1. Mengenal diri sendiri dan orang lain.
2. Komunikasi antar pribadi memungkinkan kita untuk mengetahui lingkungan kita secara baik.
3. Menciptakan dan memelihara hubungan baik antar personal.
4. Mengubah sikap dan perilaku.
5. Bermain dan mencari hiburan dengan berbagi kesenangan pribadi.
6. Membantu orang lain dalam menyelesaikan persoalan.

METODE DASAR DALAM KOMUNIKASI INTERPERSONAL

1. Komunikasi Lisan : pidato, percakapan 2 orang, diskusi kelompok, sas-sus informal.
keuntungan : kecepatan dan umpan balik.
kerugian : semakin banyak orang semakin terdistorsi

2. Komunikasi Tertulis : memo, surat, email pengiriman fax, pengumuman di papan pengumuman dsb.
keuntungan : pengirim maupun penerima memiliki catatan shg tidak terdistorsi
Kerugian : memakan waktu lama dan tidak ada umpan balik

3. Komunikasi Nonverbal : gerakan tubuh, intonasi, takanan pada kata-kata, ekspresi wajah, jarak fisik, dsb.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI INTERPERSONAL

Adapun faktor yang mempengaruhi komunikasi interpersonal adalah

1. Percaya (trust)
Bila seseorang punya perasaan bahwa dirinya tidak akan dirugikan, tidak akan dikhianati, maka orang itu pasti akan lebih mudah membuka dirinya.
2. Perilaku sportif akan meningkatkan kualitas komunikasi.

3. Sikap terbuka, kemampuan menilai secara obyektif, kemampuan membedakan dengan mudah, kemampuan melihat nuansa, orientasi ke isi, pencarian informasi dari berbagai sumber, kesediaan mengubah keyakinannya, profesional dll.

PERMASALAHAN YANG TIMBUL

Permasalahan yang timbul selama komunikasi berlangsung adalah perbedaan persepsi, komunikasi non verbal, dan perbedaan gaya antar pribadi dari person-person yang berkomunikasi.

Persepsi : proses dalam diri seseorang untuk member arti kepada lingkungannya, persepsi merupakan upaya menyusun dan menafsirkan berbagai stimulus ke dalam pengalaman psikologis.

2. Komunikasi non verbal : pesan yang dihantar lewat gerakan tubuh, intonasi atau tekanan kepada kata-kata, air muka, dan jarak fisik antara pengirim dan penerima. Untuk itu perlu kinesika.

3. Kinesika : studi untuk merujuk pada gerak tubuh.

4. Gaya antar pribadi : cara seseorang berhubungan dengan orang lain diacu sebagai gaya antar pribadi

HAMBATAN DALAM KOMUNIKASI

Beberapa hambatan bagi komunikasi yang efektif yaitu:
-Kerangka acuan
-Menyimak selektif
-Kata putus nilai
-Kredibilitas sumber
-Masalah semantik
-Penyaringan
-Bahasa kelompok
-Peredaan status
-Tekanan waktu
-Beban layak komunikasi

CARA-CARA MEMPERBAIKI KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI

Manajer merupakan seorang komunikator, untuk menjadi komunikator yang baik manajer mempunyai tugas yaitu meningkatkan pesan (informasi yang ingin mereka sampaikan) dan meningkatkan pemahaman mereka sendiri tentang apa yang ingin dikomunikasikan orang lain kepada mereka (berusaha untuk tidak hanya memahami, tetapi juga dipahami).

KESIMPULAN

Dari uraian di atas, komunikasi sangat besar kaitannya dengan organisasi. Tanpa komunikasi yang jelas dan terarah, suatu organisasi tidak akan mampu melakukan kegiatannya. Komunikasi merupakan hal yang sangat penting. Komunikasi dapat didefinisikan sebagai proses memberi dan menerima informasi sampai pada pemahaman makna, dan dikatakan berhasil apabila komunikator menyampaikan pengertian kepada penerima. Berkomunikasi merupakan keharusan bagi manusia. Manusia membutuhkan dan senantiasa berusaha membuka serta menjalin komunikasi atau hubungan dengan sesamanya.

Sedangkan komunikasi interpersonal merupakan komunikasi yang mengalir diantara para individu secara langsung di dalam kelompok dan merupakan pengaruh penting atas perilaku antarpribadi. Fungsi global dari komunikasi antarpribadi adalah menyampaikan pesan yang feedbacknya diperoleh ketika proses komunikasi tersebut berlangsung

0 komentar: